Kosmos Memanggil. Apa yang Harus Kita Katakan?

Titik Balik: Tujuh planet seukuran Bumi yang berpotensi menjadi tempat perlindungan bagi kehidupan ditemukan mengorbit sebuah bintang.

cosmos-memanggil-apa-yang-harus-kita-katakan-informasi-astronomi
Kredit: Monika Aichele

Semakin kita menatap langit, semakin kita curiga ada seseorang yang mungkin menatap balik kita. Kemungkinan ini menjadi semakin menarik pada awal tahun 2017, ketika satu tim astronom internasional menemukan setidaknya tiga planet yang mengorbit di zona layak huni bintang TRAPPIST-1.

Penemuan kehidupan di dunia lain tentunya akan mengubah cara pandang kita. Dan seperti yang kerap terjadi di bidang astronomi, penemuan kehidupan di luar Bumi akan membuat kita merasa kecil.

Kita mungkin telah mengalami beberapa dampak sebagai akibat penemuan astronomi. Copernicus menunjukkan Bumi dan planet-planet lain di tata surya bergerak mengitari Matahari, bukan Matahari yang mengelilingi Bumi. Galileo mengungkap puncak terjal dan lembah curam di Bulan. Bahkan para astronom dari seluruh penjuru dunia telah menunjukkan bahwa Matahari kita, bintang yang memberi kita kehidupan, tidaklah istimewa, hanya merupakan satu di antara miliaran bintang di galaksi. Termasuk galaksi Bima Sakti kita yang juga tidak terlalu istimewa, karena hanya merupakan satu di antara miliaran galaksi di alam semesta.

Bayangkan jika para astronom akhirnya menemukan sebuah planet dengan suhu permukaan yang nyaman dan lapisan atmosfer yang mengandung tidak hanya uap air, tapi juga metana, komponen utama gas alam. Meskipun secara nominal ada lebih dari satu cara untuk menghasilkan gas alam, cara utama kita untuk mendapatkan gas alam dan molekul organik adalah melalui proses alami organisme. Seperti organisme mikroba, entah yang menghuni lautan dan rawa-rawa, atau yang hidup di dalam makhluk hidup seperti kita.

Jadi, di mana kita seharusnya mencari organisme mikroba ekstraterestrial? Lebih spesifik lagi, bagaimana cara kita melihatnya? Menemukan planet yang tidak terlalu berbeda dari Bumi kita sendiri akan menjadi tempat yang logis untuk memulainya. Apa yang membedakan Bumi dari seluruh planet di tata surya, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Ya, jarak dari Matahari adalah faktor utama yang membedakan, karena menopang air cair di permukaan. Juga tekanan atmosfer dan suhu permukaan ideal di antara titik beku dan titik didih air, 0 hingga 100 derajat Celcius.

Para ilmuwan yang menemukan sistem TRAPPIST-1 juga mencari karakteristik serupa, tetapi mereka tidak menemukannya. 3 dari 7 planet yang mengorbit bintang tunggal TRAPPIST-1, berada di zona layak huni yang dapat menampung air cair di permukaan planet.

Dalam beberapa tahun mendatang, para astronom berhadap dapat menentukan data spektral kritis yang menyediakan informasi apakah ada uap air di atmosfer ketiga planet yang berpotensi layak huni, termasuk air cair di lautan.

Meski begitu, peradaban ekstraterestrial tidak mungkin mengunjungi kita. Menurut semua ilmu fisika yang kita pahami, tidak ada cara praktis untuk melakukan perjalanan ke sistem bintang lain. Terlalu jauh jarak yang harus ditempuh. Sebuah pesawat antariksa membutuhkan puluhan ribu tahun hanya untuk mencapai Proxima Centauri, bintang terdekat dari tata surya. Dan membutuhkan waktu beberapa kali lipat lebih lama untuk mencapai TRAPPIST-1 yang terletak 40 tahun cahaya dari Bumi. Meskipun para ilmuwan telah berpuluh-puluh tahun mendengarkan dan mengamati, kita belum pernah mendeteksi sinyal yang dihasilkan oleh peradaban maju di seluruh kosmos.

Setiap sinyal dari sistem bintang jauh akan memunculkan pertanyaan berantai: Apakah mereka memiliki bahasa tertulis? Apakah mereka memiliki peternakan? Apakah mereka berhubungan badan? Apakah mereka akan datang berkunjung? Lantas, apa yang harus kita lakukan sementara mereka dalam perjalanan untuk mencapai Bumi? Apa yang mereka pikirkan tentang kita? Apakah kita layak untuk menjalin komunikasi antarbintang? Atau, apakah urusan umat manusia terlalu remeh dan sepele untuk diperhatikan dibandingkan ras peradaban asing lain?

Jika peradaban asing bisa datang ke Bumi, pola pikir mereka tentang kita mungkin tidak akan melampaui apa yang kita pikirkan tentang rayap: “Umat manusia pasti menarik. Mereka membangun [kesetaraan] ruang hidup yang kompleks (gundukan) dengan hanya instruksi dasar (pemerintah konstitusional, oligarki, teknokrasi).”

Tapi, itulah yang akan terjadi apabila mereka mampu mengunjungi kita. Lagipula, sepertinya kita berada di tengah situasi yang menjadikan dunia rumah kita tidak lagi layak huni untuk ditinggali miliaran umat manusia, apalagi belasan spesies yang terancam di ambang kepunahan. Jika mendeteksi sinyal di luar sana, apakah sikap kita akan berubah?

Para periset dari program Transiting Planets and Planetesimals Small Telescope (TRAPPIST) adalah para pemikir yang cinta damai. Kita bisa belajar sesuatu dari mereka.

Anggaran militer dunia sekitar $ US 1,7 triliun. Katakanlah, dengan inspirasi yang tepat, untuk menjaga planet kita agar mampu bertahan dalam jangka waktu cukup lama untuk melihat ujung sinyal ekstraterestrial hipotesis itu, kita bisa membagi anggaran militer menjadi dua dan menggunakan sisanya untuk menyatukan, melindungi dan menguatkan Bumi kita yang sedang sakit daripada merusaknya.

Ditulis oleh: Bill Nyedec, www.nytimes.com

Bill Nye adalah C.E.O. Planetary Society, sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk eksplorasi tata surya.


#terimakasihgoogle

Belum ada Komentar untuk "Kosmos Memanggil. Apa yang Harus Kita Katakan?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel