Maaf Amerika, Kita Tidak Akan Kembali ke Bulan
11 Desember 2017, Presiden Trump menandatangani Space Policy Directive 1, yang dirancang untuk memfokuskan kembali misi eksplorasi antariksa berawak NASA. Trump memproklamirkan, “Kali ini, kita tak sekadar menancapkan bendera dan meninggalkan jejak kaki, namun kita akan membangun sebuah pondasi untuk menunjang misi yang mengarah ke Mars, dan mungkin suatu hari nanti ke banyak dunia di luar sana.” Trump menyatakan janji yang terdengar familiar bagi warga negara Amerika, karena presiden-presiden sebelumnya (termasuk Obama dan kedua Bush) telah membuat rencana dan proklamasi serupa. Kebijakan antariksa membutuhkan investasi sumber daya yang luar biasa, termasuk sumber daya manusia, peralatan dan fasilitas, penelitian dan pengembangan, demikian pula dalam hal pembiayaan. Tanpa anggaran yang memadai, semua mimpi akan segera menguap, sebagaimana yang telah berulang kali kita alami sebelumnya.
Jika kita melihat persentase anggaran federal untuk NASA tahun ini, dan mundur kembali ke tahun 1959 sebagai tahun pertama keberadaan NASA, itulah masa ketika negara hanya memberikan anggaran yang lebih kecil kepada NASA daripada saat ini. Ketika pemerintah memerintahkan misi pendaratan pertama ke Bulan, kebijakan disertai dengan peningkatan drastis anggaran NASA, hampir mencapai 5% total anggaran federal. Sedangkan persentase anggaran NASA tahun ini hanya 0,4% dari total anggaran federal (0,11% dari PDB), atau kurang dari sepersepuluh ketika NASA mengirim manusia ke Bulan untuk terakhir kalinya.
Stasiun Luar Angkasa Internasional telah menjadi laboratorium ideal untuk mempelajari efek gravitasi mikro pada berbagai sistem, namun sangat sedikit misi eksplorasi dan penemuan di dalamnya. NASA |
Sejak misi Apollo berakhir, misi antariksa berawak NASA hanya difokuskan ke orbit rendah Bumi. Untuk mengeksplorasi alam semesta dan membawa umat manusia lebih jauh ke lautan kosmik, misi ke Bulan tidak akan mencapai tujuan tersebut. Visi administrasi Trump yang ditetapkan awal tahun ini, melibatkan sebuah proposal yang mengejutkan, yaitu untuk membangun stasiun luar angkasa lunar yang mengorbit Bulan. Proyek ini tida mempersiapkan atau membantu kita untuk misi ke Bulan atau Mars, karena hanya berfungsi untuk:
- menyediakan penggunaan Space Launch System (SLS) yang sudah dikembangkan,
- memberikan aplikasi potensial dari sistem kapsul Orion,
- dan memberikan kesempatan kemitraan potensial dengan pengorbit Rusia dan modul habitasi Eropa/Jepang.
Dari segi ilmiah dan teknologi, kapsul Orion yang diusulkan untuk mengorbit Bulan hanya memberikan hasil yang minim. NASA/flickr |
Proposal ini seharusnya membuat kita marah. Jika ingin pergi ke Bulan, kita harus merancang sebuah sistem untuk menempatkan manusia di Bulan. Jika ingin pergi ke planet lain, kita harus merancang sebuah sistem untuk menempatkan manusia di planet tersebut. Jika ingin pergi ke ruang angkasa dalam, maka kita harus mengetahui apa yang kita butuhkan dan selanjutnya tinggal berangkat. Sebaliknya, kebijakan baru justru akan menghabiskan banyak biaya tanpa hasil yang sepadan. Jika ingin mencapai sesuatu yang hebat, kita tak seharusnya melihat teknologi yang telah dikembangkan dan bertanya, “Apa yang bisa kita lakukan dengannya?” Namun, kita harus melihat tujuan yang ingin dicapai dan bertanya, “Apa yang diperlukan untuk mencapainya?” Kita juga harus menyediakan anggaran untuk itu dan merencanakannya dalam skala waktu yang realistis.
Jika tujuan akhir misi adalah untuk pergi ke Mars, sebenarnya kita telah melakukan penelitian ekstensif tentang biaya dan jenis pengembangan teknologi yang dibutuhkan. Untuk melakukannya dengan aman dan dapat dipertanggungjawabkan, dibutuhkan investasi berkelanjutan senilai US $ 50-150 miliar dalam waktu sekitar 10 tahun. Rencana ini melibatkan pendaratan sejumlah peralatan di permukaan Mars, bersama dengan robot dan rover yang dirancang untuk merakit stasiun dan habitat. Kemudian para astronot menggunakannya untuk tinggal di sana selama 6-18 bulan sebelum kembali ke Bumi. Segala sesuatu yang pernah mendarat di permukaan Mars, akan jauh lebih ringan daripada yang dibutuhkan oleh misi berawak, dan satu-satunya cara untuk memastikan keselamatan para astronot dalam misi semacam itu adalah melalui latihan intens.
Ketika kita memutuskan untuk mendaratkan manusia ke Bulan pada tahun 1961, inilah visi dan dasar pemikiran yang diletakkan di hadapan masyarakat Amerika:
"Tidak ada perselisihan, tidak ada prasangka, tidak ada konflik nasional di luar angkasa. Antariksa adalah tempat yang berbahaya dan tidak bersahabat. Diperlukan segala yang terbaik dari seluruh umat manusia untuk menaklukkannya, dan kesempatan untuk bekerja sama dalam perdamaian mungkin tidak akan pernah datang lagi. Tapi beberapa orang bertanya, kenapa harus Bulan? Mengapa memilih Bulan sebagai tujuan kita? Dan mereka mungkin juga bertanya mengapa harus mendaki gunung tertinggi? Mengapa 35 tahun yang lalu kita terbang melintasi Atlantik?
Kita memilih untuk pergi ke Bulan dalam dekade ini bukan karena mudah dilakukan, tapi karena sangat sulit, karena berfungsi untuk mengatur dan mengukur energi dan kemampuan terbaik kita, karena tantangannya telah kita terima, yang enggan kita tunda, dan yang ingin kita menangkan, beserta yang lainnya juga."
Sekarang sudah lebih dari 45 tahun sejak manusia menginjakkan kaki di dunia lain. Pengorbit lunar berawak yang diusulkan tidak akan mencapai prestasi yang dulu pernah diraih Apollo. NASA/Apollo 15 |
Program Spinoff NASA adalah divisi yang terdiri dari para ilmuwan dan insinyur yang mengerjakan teknologi penemuan NASA dan mendesain agar teknologi tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi NASA telah terbukti menguntungkan masyarakat Amerika dengan cara yang jauh lebih efektif, seperti teflon dan pena antariksa; kemajuan dalam perangkat elektronik pendingin, dialisis ginjal, terapi fisik, sepatu atletik, penyekat rumah, filtrasi air, pengeringan beku, perlindungan pipa, perlengkapan untuk petugas pemadam kebakaran. Inilah manfaat yang langsung yang diperoleh dari program Apollo. Tidak ada yang bisa menjanjikan apa yang akan kita peroleh dari misi ke Mars, tapi setidaknya ada dua hal yang pasti terjadi:
- Kembali ke Bulan tidak akan membawa kita lebih dekat ke Mars. Jika ingin mencapai Mars, kita harus menjadikan Mars sebagai tujuan utama dan berinvestasi di dalamnya. Sama seperti ketika kita ingin mencapai Bulan, kita harus menjadikan Bulan sebagai tujuan kita dan berinvestasi di dalamnya. Berpura-pura bahwa misi orbit lunar berawak akan membawa kita ke Mars adalah khayalan belaka.
- Jika tidak meningkatkan dana untuk mencapai tujuan yang kita tentukan, program antariksa kita hanya akan beralan di tempat, sementara China, India, Jepang, Rusia, dan banyak negara lain terus bertumbuh.
Amerika adalah rumah bagi para ilmuwan, insinyur, astronot, administrator dan organisasi terbesar di dunia. Dengan sumber daya manusia dan fasilitas yang kita miliki saat ini, kita bisa menempatkan manusia di Bulan atau bahkan di Mars dalam waktu 10 tahun ke depan, seandainya kita bersedia berinvestasi di dalamnya. Sekadar aksi, janji muluk-muluk dan kelangkaan dana, hanya akan memberikan hasil serupa, yaitu sebuah negara yang mimpi terbesarnya tidak terwujud. Apa yang bisa kita capai sebagai satu spesies hanya dibatasi oleh apa yang secara fisik mungkin, dan apa yang kita investasikan di dalamnya. Ambisi kita untuk menjelajah di luar orbit rendah Bumi telah tercapai, tapi hanya terwujud ketika kita berinvestasi di dalamnya. Kecuali kita meningkatkan pendanaan NASA secara memadai untuk mengirim manusia ke dunia di luar jangkauan kita, Amerika tidak akan pernah sampai ke sana.
Ditulis oleh: Ethan Siegel, kontributor www.forbes.com
#terimakasihgoogle
Belum ada Komentar untuk "Maaf Amerika, Kita Tidak Akan Kembali ke Bulan"
Posting Komentar