Tahun 2018, Kita Akan Melihat Lubang Hitam untuk Pertama Kalinya

melihat-lubang-hitam-untuk-pertama-kalinya-informasi-astronomi
Kepulan gas panas meletus dari lubang hitam di jantung galaksi raksasa Hercules A yang berhasil dideteksi oleh teleskop radio.
(https://public.nrao.edu/mediause)

Untuk pertama kalinya, kita akan melihat horizon peristiwa lubang hitam. Sebagai bukti untuk melenyapkan segala keraguan kita terhadap monster kosmik yang diprediksi oleh Einstein.

Sementara para astronom telah menyaksikan bagaimana lubang hitam menarik jatuh bintang dan awan gas yang berada terlalu dekat dengannya, belum ada satu orang pun yang pernah menatapnya secara langsung.

Para ilmuwan sangat berharap untuk mewujudkannya, segera!

melihat-lubang-hitam-untuk-pertama-kalinya-twitter-informasi-astronomi
https://twitter.com/mmosc_m/status/908253903019528192

Tahun 2018 yang akan datang, siluet piringan akresi lubang hitam supermasif di jantung galaksi kita, adalah struktur yang akan bisa ditatap langsung oleh para astronom, yang membara dengan latar belakang plasma super panas yang “dimuntahkan” dari dalam “perut” lubang hitam.

“Salah satu hal menarik adalah kita dapat mengambil gambar horizon peristiwa lubang hitam yang telah begitu lama berada di luar jangkauan kita,” kata Profesor Michael Brown dari Universitas Monash. “Gambar horizon peristiwa akan melengkapi penemuan gelombang gravitasi yang dihasilkan oleh penggabungan dua lubang hitam untuk membentuk lubang hitam baru yang lebih masif.”

Proyek untuk mengambil gambar lubang hitam Sagitarius A* akan dimulai pada bulan April tahun 2017 ini.

Jajaran teleskop radio di seluruh dunia akan disinkronkan dan diarahkan ke pusat Bima Sakti. Mereka akan membentuk teleskop seukuran Bumi yang mampu menghasilkan gambar dalam resolusi luar biasa dari jarak yang sangat jauh.

melihat-lubang-hitam-untuk-pertama-kalinya-twitter-01-informasi-astronomi
https://twitter.com/TheNRAO/status/941707076774096896

Semua data dari setiap teleskop radio kini telah dikumpulkan dan sedang diproses untuk menyaring segala gangguan di latar belakang. Apa yang diharapkan adalah sesuatu yang terlihat seperti gambar di atas.

Observasi Sagitarius A*

Di jantung Bima Sakti bersemayam lubang hitam supermasif Sagitarius A* yang terletak 26.000 tahun cahaya dari Bumi. Miliaran bintang di galaksi kita berputar mengelilinginya. Inti Sagitarius A* adalah singularitas yang jutaan kali lebih masif daripada Matahari, sumber gaya gravitasi dahsyat yang menarik segala sesuatu, bahkan cahaya sekalipun tak bisa meloloskan diri darinya.

melihat-lubang-hitam-untuk-pertama-kalinya-twitter-02-informasi-astronomi
https://twitter.com/mmosc_m/status/733580565761269760

Lubang hitam supermasif adalah objek kosmik “buas” yang tak terduga. Mereka kerap ditemukan tidak aktif selama berabad-abad, sebelum mendadak berkobar sebagai quasar dan memancarkan berkas sempit (jet) partikel subatomik super panas ke ruang antargalaksi.

Quasar oleh aktivitas gila lubang hitam yang menghisap bintang di dekatnya, atau menarik material dari awan gas dan debu padat yang mengelilinginya. Awan gas padat semacam inilah yang menghalangi Sagitarius A* dari tatapan teleskop optik. Tapi, panjang gelombang radio mampu menembusnya tanpa hambatan.

“Para astronom sangat ingin mengambil gambar lubang hitam di pusat galaksi kita saat menghisap objek yang ada di sekitarnya, untuk lebih memahami bagaimana lubang hitam memengaruhi evolusi alam semesta kita dan bagaimana pengaruhnya terhadap evolusi bintang dan galaksi,” menurut NRAO, National Radio Astronomy Observatory.

Itulah sebabnya para astronom di seluruh dunia menggabungkan teleskop radio sebagai upaya mengintip ke dalam kegelapan.

“Pencitraan horizon peristiwa dalam resolusi tinggi dapat meningkatkan pemahaman kita tentang keteraturan alam semesta seperti yang dijelaskan oleh Einstein terkait kosmos mekanika kuantum yang berantakan dan kacau, dua sistem untuk menggambarkan fisika dunia yang sangat tidak sesuai pada skala terkecil,” menurut NRAO.

Event Horizon Telecope

Memotret lubang hitam bukanlah sekadar latihan mengarahkan dan mengklik kamera.

Sagitarius A* kemungkinan empat juta kali lipat lebih masif daripada Matahari kita, terletak 26.000 tahun cahaya dari Bumi, sangat hitam dan dikelilingi oleh awan gas dan debu padat.

Jadi, sangat dibutuhkan teleskop radio modern dalam skala milimetrik.

melihat-lubang-hitam-untuk-pertama-kalinya-twitter-03-informasi-astronomi
https://twitter.com/ehtelescope

“Selama beberapa dekade, interferometri radio telah dijalankan pada panjang gelombang sentimeter menggunakan teleskop yang tersebar di seluruh benua,” ujar Profesor Brown. “Namun, jika observasi serupa dilakukan pada panjang gelombang milimeter, kita bisa memperoleh gambar dengan resolusi yang lebih baik, dan melihat (dalam siluet) lubang hitam di pusat galaksi kita.

“Tangkapan gambar interferometri pada panjang gelombang milimeter, jauh lebih baik daripada interferometri pada panjang gelombang sentimeter.”

“Satu keunggulan panjang gelombang milimeter daripada panjang gelombang cahaya kasat mata adalah ia tidak terpengaruh debu antar bintang yang berada di antara kita dan pusat galaksi,” tambah Profesor Brown. “Pada dasarnya panjang gelombang cahaya kasat mata jauh lebih besar daripada partikel-partikel debu yang dilewatinya.”

Untuk mendapatkan gambar terbaik, jajaran teleskop radio yang terpisah dalam jarak ribuan kilometer diarahkan ke Sagitarius A secara bersamaan untuk menangkap segala sesuatu yang mereka bisa.

Jika disatukan, resolusi mereka digambarkan setara dengan kemampuan untuk membaca tanggal yang tertulis di sebuah koin di Brisbane dari Perth.

melihat-lubang-hitam-untuk-pertama-kalinya-twitter-04-informasi-astronomi
https://twitter.com/mmosc_m

Rangkaian data yang telah terkumpul kemudian akan disempurnakan, dibandingkan, dan dimasukkan ke perangkat lunak yang dirancang khusus untuk mengidentifikasi lubang hitam supermasif.

Kemungkinan besar, para astronom akan menyaksikan radiasi dan piringan akresi Sagitarius A* yang sangat besar dalam sketsa yang berlawanan.

“EHT dan proyek Global mm-VLBI Array (GMVA) bertujuan untuk menangkap bayangan horizon peristiwa lubang hitam, para periset dapat mulai mengembangkan metode analisis citra yang efektif menggunakan simulasi data, jauh sebelum observasi dimulai,” papar NRAO.

Data dikumpulkan pada bulan April dan telah diproses di Amerika Serikat dan Jerman. Data terakhir dari observasi South Pole Telescope baru saja dikirim setelah cuaca cerah yang memungkinkan pengamatan.

“Kemudian, kalibrasi dan sintesis data akan dimulai sebagai prosedur untuk menghasilkan gambar, jika memungkinkan,” pungkas NRAO. “Proses ini mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan demi mendapatkan gambar pertama lubang hitam.”

Ditulis oleh: Jamie Seidel, www.foxnews.com


#terimakasihgoogle

Belum ada Komentar untuk "Tahun 2018, Kita Akan Melihat Lubang Hitam untuk Pertama Kalinya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel