“The Last Jedi” akan Tayang di Stasiun Luar Angkasa Internasional

the-last-jedi-tayang-di-stasiun-luar-angkasa-internasional-informasi-astronomi

Siapakah “The Last Jedi”? Apakah Luke Skywalker, Rey atau orang lain? Para kru yang saat ini berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) tidak perlu menunggu kembali ke Bumi untuk mengetahuinya. Sama seperti yang dilakukan dua tahun sebelumnya untuk episode Star Wars: The Force Awakens, Disney mengirim Episode VIII ke luar angkasa agar para astronot dapat menontonnya di orbit.

Disney akan mengunggah film ke ISS melalui kontrol misi di Pusat Antariksa Johnson NASA di Houston. Kru Ekspedisi 54, termasuk para astronot NASA Joe Acaba, Mark Vande Hei, dan Scott Tingle yang akan segera bergabung, berharap dapat menyaksikan kisah fiksi ilmiah tersebut selama waktu senggang di laboratorium yang mengorbit Bumi.

Tak mau kalah dengan semangat para “siswa Padawan” (yang dilatih untuk menjadi Jedi), NASA baru saja memilih para kandidat untuk kelas astronot terbaru sebagai penjelajah antariksa generasi berikutnya. Dua belas kandidat pria dan wanita terbaik dengan berbagai latar belakang, mulai dari jurusan aeronautika hingga geologi dan teknik nuklir, telah diseleksi dari lebih dari 18.300 pelamar. Mereka akan berlatih selama dua tahun di Pusat Antariksa Johnson NASA sebelum dilantik menjadi astronot.

the-last-jedi-akan-tayang-di-stasiun-luar-angkasa-internasional-informasi-astronomi
The Force menyertai Peggy Whitson, astronot NASA yang memegang rekor manusia terlama di luar angkasa di antara para astronot NASA, selama 665 hari.
Kredit: NASA

Pemegang rekor NASA, astronot Peggy Whitson telah kembali ke Bumi pada bulan September. Seperti Jenderal Leia dan Rey, “The Force” juga menyertainya. Peggy adalah wanita pertama yang dua kali memimpin ISS. Setelah tinggal di luar angkasa selama tiga kali misi, dia memecahkan rekor NASA sebagai astronot yang menghabiskan waktu terlama di luar angkasa di antara para astronot NASA, yaitu selama 665 hari, dan menempati urutan kedelapan dalam daftar manusia terlama di luar angkasa sepanjang masa.

Seiring upaya NASA untuk memperluas kehadiran manusia ke tata surya, memahami bagaimana tubuh manusia bereaksi terhadap gravitasi mikro adalah titik fokus di antara ratusan eksperimen yang dilakukan di ISS setiap tahunnya. Beberapa penelitian selanjutnya dapat menandingi kekuatan penyembuhan "bacta Star Wars", termasuk bahan sintetis baru untuk mempercepat pemulihan tulang dan melawan atrofi otot.

Sementara Star Wars mengandalkan kebijaksanaan alien kuno seperti Yoda dan Maz, NASA sedang mengembangkan Teleskop Antariksa James Webb untuk mempelajari sejarah alam semesta kita. Menggunakan teleskop antariksa generasi sekarang, Kepler, NASA telah menyurvei “wilayah terluar” Bima Sakti untuk menemukan ratusan planet, baik yang seukuran maupun yang lebih kecil daripada Bumi. Tentu saja, kita memerlukan kemampuan untuk berkomunikasi di tata surya, dan Deep Space Network NASA lebih besar dan lebih baik daripada sistem HoloNet yang digunakan oleh Galactic Republic Star Wars.

Di suatu tempat di galaksi Star Wars, muncul rencana untuk membangun sebuah pos pemberontak baru. Konsep NASA untuk sebuah deep space gateway, akan menjadi pelabuhan antariksa berawak di dekat Bulan. Kehadiran kru yang berkelanjutan di angkasa dalam, seolah mengambil yang terbaik dari Resistance Star Wars, jadi NASA mempelajari konsep ini bersama kalangan industri di Amerika Serikat dan mitra stasiun antariksa lainnya.

Elemen power dan propulsi akan menjadi elemen pertama gateway di dekat Bulan, dan akan memanfaatkan teknologi solar electric propulsion (SEP). Sementara First Order Star Wars bertujuan untuk mengembangkan senjata super untuk memanen energi bintang demi kejahatan, NASA akan menggunakan energi Matahari untuk menunjang ambisi sains dan eksplorasi manusia. NASA akan meluncurkan elemen tambahan deep-space (termasuk modul habitat dan logistik) pada misi awal roket Space Launch Systemdan pesawat antariksa Orion. Begitu gateway dirakit di luar angkasa, konsep transportasi antariksa NASA seolah menyerupai agen Millennium Falcon Star Wars.

Meskipun kapabilitas astronot antarbintang saat ini seolah hanya setara dengan armada pemberontak Star Wars, NASA berusaha keras untuk mendorong batas eksplorasi manusia. Mungkin suatu hari nanti pemulung antarbintang akan menemukan sisa-sisa pesawat antariksa Cassini di Saturnus, atau mungkin manusia sangat berharap untuk kembali ke planet Bumi dari planet seperti Jakku Star Wars.

the-last-jedi-akan-tayang-di-stasiun-luar-angkasa-internasional-informasi-astronomi
Bahkan program Stasiun Luar Angkasa Internasional NASA tidak dapat membantu peluncuran Star Wars: The Last Jedi. Penayangan pertama tersebut bertepatan dengan peluncuran misi ke-13 layanan pengiriman komersial SpaceX ke stasiun luar angkasa NASA.

Ditulis oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Erin Mahoney


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Belum ada Komentar untuk "“The Last Jedi” akan Tayang di Stasiun Luar Angkasa Internasional"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel