Bagaimana Paradoks Fermi Bekerja? Veni, Vidi, Yawn


teleskop-radio-terbesar-fast-china-informasi-astronomi
The Five-hundred-meter Aperture Spherical Telescope (FAST) di China adalah sebuah teleskop radio untuk mendengarkan sinyal dari peradaban asing.
VISUAL CHINA GROUP/GETTY IMAGES

Ada cara lain untuk menjawab pertanyaan tentang eksistensi peradaban ekstraterestrial. Ada yang mengklaim bahwa mereka sudah ada di sini, namun kita tidak menyadarinya. Jika memang ada sebuah peradaban, atau banyak peradaban, di luar sana yang sekitar satu miliar tahun lebih tua daripada kita, kemungkinan besar mereka bisa bergerak tanpa terdeteksi. Dengan asumsi teknologi kita kurang maju apabila dibandingkan dengan teknologi mereka, sehingga kita tidak dapat melihat atau mendengar mereka. Layaknya seseorang yang berdiri di atas bukit memberikan sinyal semaphore, sedangkan semua orang di sekitarnya melakukan snapchatting di perangkat elektronik cerdas mereka. Hanya karena tidak ada yang melambaikan tangan ke arah kita, bukan berarti mereka tidak ada di sini, justru mereka terlalu sibuk menatap perangkat mereka daripada melihat kita.

Atau mungkin mereka hanya sekadar mengamati kita secara diam-diam. Bagi mereka, kita hanyalah "kebun binatang" yang layak untuk dilihat tapi tidak untuk diintervensi. Jika mereka menerapkan mode “Star Trek”, maka mereka sedang mengikuti protokol Prime Directive, yang melarang untuk mencampuri urusan peradaban primitif seperti kita.

Atau mereka tidak peduli. Eksistensi kita tidaklah terlalu penting di sudut terpencil sebuah galaksi. Fisikawan teoretis Michio Kaku telah menggagas agar kita meniru sikap koloni semut di Peru saat Pizarro menaklukan suku Inca dalam ekspedisinya. Dengan kata lain, tidak relevan. Sepanjang garis yang sama, Atau mereka pernah datang ke Bumi beberapa ratus juta tahun yang lalu, melihat saat kita masih menjalani tahap evolusi primata, meneliti kura-kura dan tumbuhan pakis raksasa, lalu memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Siapa yang tahu?

Barangkali peradaban asing yang sudah sangat maju telah melampaui mortalitas (kematian), bahkan eksistensi material. Mereka mungkin tinggal di Keabadian Shangrila, dan sama sekali tidak berminat untuk melakukan kontak dengan kita, yang dianggap sama sekali tidak berguna.

Skenario liar lainnya adalah kita tidak lebih dari sebuah simulasi holografik, mungkin saja sebuah permainan yang dirancang oleh alien super cerdas, yang karena bosan lalu berhenti memainkannya dan membiarkan simulasi untuk berjalan secara otomatis. Dalam skenario ini, hanyalah masalah waktu sebelum saklar dimatikan atau karena baterai habis.

Tambahan Informasi

Beberapa orang cenderung memilih untuk mengirim sinyal dan berharap peradaban asing mengetahui eksistensi kita di sini. Bagi pihak yang tidak menyetujuinya, mengirim sinyal ke alam semesta dianggap seperti seseorang yang berjalan melewati hutan yang penuh dengan predator sambil berteriak, “Saya di sini!” Mungkin kita harus tetap low profile sampai mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang siapa yang ada di luar sana dan apakah benar mereka adalah predator atau pemusnah. Tapi, sinyal radio, televisi dan komunikasi kita sudah terlanjur bocor ke luar angkasa, meskipun jauh lebih lemah daripada sinyal yang sengaja di arahkan ke kosmos. Jadi mungkin sebaiknya kita membiarkan kosmos mengetahui eksistensi kita, meskipun banyak pihak yang menentangnya. Tapi taruhannya sangat besar. Peradaban asing yang mampu datang ke Bumi tentu telah menguasai teknologi antariksa dan jauh lebih maju daripada kita. Mirip ketika Christoper Colombus mendarat di Amerika, yang merupakan bencana bagi penduduk asli Amerika yang peradabannya kurang maju.

Ditulis oleh: Oisin Curran, science.howstuffworks.com


#terimakasihgoogle

Belum ada Komentar untuk "Bagaimana Paradoks Fermi Bekerja? Veni, Vidi, Yawn"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel